A. Obserpasi KWU
Silahkan cari di lingkungan sekitar kalian yang tentang bidang usaha kereatif / UKM yang mana untuk mengamati kegaiatan wirausaha di lingkungan sekitar
seperti penjual;
- mainan tradisional,
- sapu lidi, sapu injuk,
- bibit cangkokan,
- pedagang makanan,
- sayur,
- buah,
- tas,
- sepatu,
- toko, warung tradisional,
- dll baik yang digital atau manual
seperti yang dilakaukan oleh kaka kelas kalian yang sudah melakukan pengamatan sebagai berikut mari kita amati laporan pengamatan sederhana berikut ini
Penelitian bidang wirausaha
Mainan tradisional
Harga Rp ;180.000,-
===============================================================
Sedikit contoh gambaran ( makalah ) di pertemuan enam
daftar pertanyaan, boleh tiga minimal dan bila belum sempat silahkan tulis laporan seperti ini, di HVS kumpulkan foto di gerup mapel tugas bisa di tulis tangan atau di print
TUGAS KEWIRAUSAHAAN: MAKALAH HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA PENGUSAHA KECIL MENENGAH (USAHA KECIL MENENGAH)
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis usaha sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang sudah memiliki pekerjaan utama ataupun bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan. Bidang bisnis yang bisa dikerjakan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat itu ataupun dengan skill dan hobi yang dimiliki. Untuk membuka usaha, sebenarnya tak perlu langsung membuka usaha yang besar dan dengan modal yang besar pula. Berbisnis bisa dimulai dengan usaha berskala kecil.
Usaha dengan skala kecil yang dimaksudkan di sini adalah usaha yang dibangun dengan investasi dana yang nilainya kecil. Tentunya, jumlah dana yang dimaksud di sini setiap orang memiliki ukurannya masing-masing. Namun mungkin banyak orang yang sedikit meragukan, bagaimana bisa membangun bisnis dengan modal yang kecil?
Peluang bisnis usaha sendiri dengan modal kecil yang sangat menguntungkan dan bisa menjanjikan penghasilan besar, cocok untuk pemula yang ingin sukses merintis wirausaha, tentunya tidak terlepas dari cara atau strategi anda dalam menentukan target konsumen yang harus dibidik dengan tepat. Sehingga bentuk peluang bisnis dan usaha yang paling sesuai bagi pemiliki modal kecil sebaiknya lebih mengedepankan kreatifitas, karena hal ini bertujuan agar mereka tetap mampu bersaing pada era ekonomi global seperti sekarang ini bahkan sampai masa yang akan datang.
Oleh karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin sedikit membagikan pengalaman penulis mewawancarai salah seorang pengusaha yang menurut penulis adalah seorang pengusaha kecil yang telah berhasil. Kegiatan wawancara yang dilakukan juga merupakan salah satu tugas di bidang mata mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan tips-tips sukses dari narasumber, yamg mungkin akan sangat berguna bagi penulis dan pembaca di kemudian hari.
II. Maksud dan Tujuan
• Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
• Memperoleh informasi tentang kewirausahaan.
• Sebagai contoh inspiratif dalam memulai suatu usaha baru
• Mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda
III. Topik Wawancara
Berani mengubah usaha kecil menjadi usaha besar.
IV. Waktu dan Tempat Kegiatan
Wawancara ini dilaksanakan pada:
• Hari / Tanggal : Minggu, 19 November 2017
• Pukul : 16.00
• Tempat : Bengkel Bapak Efrid Wibisono
V. Tim Kerja dan Narasumber Kegiatan Wawancara
Narasumber : Bapak Efrid Wibisono
Pewawancara : Karolina S. Jetia
Dokumentasi : Kristoforus M. Marung
Juru Tulis : Karolina S. Jetia
Penyusun naskah dan presentasi : Kristoforus M. Marung
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI
I. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha
Nama pemilik usaha : Efrid Wibisono
Tempat tanggal lahir : Wae Rana, 27 Juni 1987
Alamat : Rangkat – Ruteng
Usaha Bapak Efrid ini berdiri sejak tahun 2008, dimana usaha ini diawali dengan usaha tambal ban dan ganti oli, dengan memanfaatkan ruang kecil di samping kios pamannya. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang dengan membuka kios sendiri lalu membuka bengkel yang agak besar.
Kami memilih Bapak Efrid Wibisono menjadi tokoh pengusaha dalam paper ini adalah karena melihat hasil dari usahanya. Di umur yang masih muda dan dengan ijazah SMA, dia sudah bisa punya rumah sendiri, satu mobil angkutan umum, dan sebuah sepeda motor. Bapak Efrid ini mengajarkan kepada kami bahwa kerja keras dan tidak gampang putus asa merupakan kunci untuk bisa hidup.
II. Modal dan Keuntungan
Menurut Bapak Efrid, modal awal usahnya adalah dari hasil kerjanya di bengkel tempat sebelumya dia bekerja. Dari gajinya itu, dia membeli satu buah kompresor untuk menunjang pekerjaannya dalam menambal ban dan ganti oli. Kompresor yang dia beli adalah kompresor bekas seharga 2 juta Rupiah. Jadi diperkirakan total yang dia keluarkan saat awal membuka usahanya adalah Rp. 2.500.000, dimana alat penunjang kerjanya seperti pemanas ban dia rakit sendiri dan sisa Rp. 500.000 adalah untuk membeli bahan dasar kerjanya seperti binen, oli, dan beberapa alat kerja lainnya.
Untuk keuntungan pada usaha awalnya, karena tempatnya merupakan satu-satunya tempat tambal ban dan isi oli terdekat di sekitar Rangkat kampung maumere, bapak Efrid mendapatkan keuntungan bersih kira-kira 1 jutaan per bulannya. Setelah mendapatkan modal yang cukup, akhirnya dia memutuskan untuk membuka kios sendiri, plus tempat tambal ban dan ganti oli. Dari modal usaha kios dan usaha bengkel kecilnya, secara bertahap dia membeli peralatan untuk bengkel yang lebih lengkap. Setelah dirasa cukup, akhirnya dia berhasil membuka bengkelnya tepat di samping kiosnya. Dari usaha bengkel dan kiosnya ini, keuntungan bersih yang dia dapatkan sudah semakin membaik; yaitu kira – kitra 5 jutaan sebulan.
Sejalan dengan usaha bengkelnya, kadang-kadang jika ada orang yang menjual motor rusak parah, dia akan membelinya, lalu memperbaikinya dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini jugalah yang menurut bapak Efrid menambah penghasilannya.
BAB III
LAPORAN HASIL WAWANCARA
I. Daftar Pertanyaan :
1. Apa latar belakang Bapak memilih usaha ini?
“Sebelum saya memulai usaha ini, saya memang sudah bekerja di salah satu bengkel di kota (Ruteng). Sebagai seorang anak yang baru tamat SMA waktu itu saya hanya jadi pesuruh ka’e-ka’e di bengkel atau hanya mengerjakan pekerjaan kecil seperti mengganti oli dan tambal ban. Dari pekerjaan saya di bengkel inilah saya belajar bagaimana caranya memperbaiki motor atau mobil, berawal dari hanya menonton ka’e-ka’e kerja lalu akhirnya saya hafal cara kerjanya. Kalau mau dibilang, saya bukan seorang yang tamatan permesinan. Saya belajar sendiri dari pengalaman kerja di bengkel. Dari pengalaman inilah akhirnya saya berencana membuka tempat tambal ban dan ganti oli, dan memanfaatkan ruang kosong di samping kiosnya om.”
2. Bagaimana sejarah perkembangan usaha ini hingga sekarang?
“Awalnya dulu pas tahun 2008, saya berniat buka tempat tambal ban dan ganti oli. Waktu itu saya benar-benar bosan harus disuruh-suruh terus di bengkel tempat saya kerja. Mungkin karena saya baru tamat SMA, jadi mereka (ka’e-ka’e) belum bisa kerja yang rumit, padahal saya mau sekali coba. Akhirnya waktu itu saya keluar dengan modal gaji yang tidak banyak dan kebetulan ada teman yang jual kompresor. Akhirnya saya beli itu kompresor dan buka tempat tambal ban dan ganti oli di ruangan kosong samping saya punya amang punya kios.dari situ saya mulai kumpul-kumpul uang sedikit-sedikit. Dari itu uang yang saya kumpul, kebetulan saya punya amang pindah, akhirnya saya rencana untuk bertahan dan buka kios baru. Dari usaha kios dan tambal ban, akhirnya saya bisa beli alat-alat bengkel yang lain, dan mulai perbaik-perbaik motor dan sampai sekarang usaha ini masih jalan. Mungkin penghasilan saya tidak banyak, tetapi setidaknya saya masih bisa kasi makan istri sama anak.”
3. Apa kendala yang dialami Bapak selama menjalani usaha ini?
“Kalo bicara kendala, saya kira banyak sekali kendala yang saya hadapi. Mungkin yang pertama adalah modal. Jujur, saya tidak suka pinjam uang. Jadi semua barang-barang bengkel ini saya beli dari uang hasil kumpul usaha. Walaupun pelan, tetapi setidaknya akhirnya ada hasil.”
4. Bagaimana cara Bapak untuk mengatasi masalah tersebut?
“Seperti yang saya bilang tadi, saya lebih memilih untuk kumpul sedikit-sedikit. Kalo saya ada target mau beli barang baru, saya selalu usahakan simpan uang dulu untuk bisa secepatnya beli.”
5. Berapa modal yang Bapak keluarkan untuk membuka usaha ini?
“Kalo modal awal saya buka usaha dulu, seperti yang saya bilang tadi; Rp. 2.500.000. Sekarang, tiap bulannya saya mungkin keluarkan modal kira-kira 2 jutaan untuk beli barang bengkel dan barang kios supaya selalu terisi. Untuk barang bengkel, karena mahal, biasanya saya beli setelah tahu kerusakan yang harus diperbaiki. Kecuali oli dan barang kecil lainnya, biasanya saya beli per dus.”
6. Berapa penghasilan perbulan/perharinya?
“Kalo penghasilan bersih perbulan, biasanya saya bisa dapat 5-6 juta.itu dari usaha bengkel dan kios. Kadang saya beli motor yang rusak atau alat-alat lain yang rusak lalu saya perbaiki dan jual kembali. Dari situ biasanya saya dapat penghasilan yang besar. Misalnya ada genset rusak dan orang jual Rp. 300.000, saya bisa jual lagi sekitar Rp.800.000 sampai Rp. 1.000.000.”
7. Apakah sebelumnya Bapak pernah berpikir/ berkeinginan untuk membuka usaha lain selain usaha-usaha yang sudah Bapak tekuni?
“Saya belum berpikir untuk buka usaha lain. Saya hanya punya rencana untuk buka bengkel ini menjadi lebih besar. Mungkin karena ini saja keterampilan saya, jadi saya mau menjadi benar-benar berhasil jadi anak bengkel. Sementara yang mengurus kios sekarang saya serahkan ke istri saya. Saya mau menjadi lebih fokus di bengkel.”
8. Apa strategi yang bapak terapkan dalam berusaha?
“Yang pertama, saya selalu kerja jujur. Kedua, ramah dan senyum kepada orang yang datang. Ketiga, saya tidak mengambil keuntungan yang terlalu berlebihan dari pelanggan. Keempat, banyak-banyak relasi, sehingga kalau ada orang yang rusak motornya, orang-orang yang sudah kenal bagaimana saya kerja disini bisa rekomendasikan ini bengkel ke orang-orang tersebut. Kelima, kerja jangan setengah-setengah, beri yang terbaik ke pelanggan. Dengan begitu pelanggan akan merasa nyaman dan akan datang terus ke kita.”
9. Menurut Bapak, apa tips untuk menjadi pengusaha?
“Pokoknya kalo kita ada kemampuan atau keterampilan, kerja saja! Coba fokus di satu bidang dan tekuni itu. Jangan putus asa karena masalah itu akan datang terus. Dan juga, pimtar-pintar atur uang.”
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Bapak Efrid tidaklah mudah. Akan sangat banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan. Sukses bukanlah hal yang instan. Dari pengalaman Bapak Efrid pelajaran penting yang dapat diteladani, yaitu sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang, percaya diri, tekun, berpikiran positif, dan berani mengambil risiko.
Mental dan semangat kewirausahaan harus ditumbuhkan sejak dini, wirausaha adalah penyokong utama, kebangkitan ekonomi suatu negara, semakin banyak jumlah wirausaha dalam suatu negara, semakin besar potensi negara tersebut untuk menjadi negara maju. Menjadi wirausaha adalah hak setiap individu tanpa terkecuali.Hal yang paling dibutuhkan dalam kewirausahaan adalah sikap dan mental wirausaha yang kokoh, penuh inovasi dan tidak takut gagal dalam menghadapi rintangan, sehingga keberlanjutan usaha akan tetap terjaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar